Jumat, 09 Oktober 2009




DiSadur Dari " Mujahid Muda "

" Ujian dan Pengingat "

Assalamu`alaikum Wr Wb Alhamdulillahirabbil `alamiin…Ashsholatuwassalamu`
alaa ashrofil anbiya`I wal mursalin. Segala puji hanya teruntuk Allah SWT saja, penggenggam semua yang hidup dan yang Maha mematikan yang hidup. Sholawat serta salam teruntuk Rasulullah SAW, manusia suri teladan, bersamanya hanya ada kebaikan beserta keluarga, sahabat dan pengikut setianya yang senantiasa menghidupkan sunnah-sunnah beliau hingga datangnya hari akhir. Amien.

Semalam (Sabtu,3 Oktober 2009) saat habis main futsall sebelum bobok malam saya menerima sebuah sms yang cukup menginspirasi saya menulis ini, sms dari Isti Rokhayati, Isi sms itu seperti ini :
Hikmah di balik musibah..Subhanalloh, Gempa pertama, di Padang terjadi pukul 17:16, Gempa kedua pukul 17:58, Gempa ketiga pukul 08:52 dan terjadi pada tanggal 30 September (=30:9).

Lho trus mana inspirasinya ??? sabar…sabar…sabar…coba liat lagi angka-angka tersebut adakah yang Istimewa ???..........................Coba liat sekali lagi………………sekali lagi…………………

Ya, kalau pembaca liat-liat terus memang tidak ada sesuatu yang luar biasa. Akan tetapi mari kita coba kontekskan angka-angka tersebut dengan surat cinta dariNya, yaitu Al Qur`an.

Pertama, 17:16 adalah QS Al Israa` ayat 16 yaitu :
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”

Kedua, 17:58 adalah QS.Al ISraa` ayat 58 tentang BAB kaum yang ingkar akan mendapat hukuman. Artinya adalah sebagai berikut :
“Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).”

Ketiga, 08:52 adalah QS. Al Anfal ayat 52 tentang BAB kebinasaan kaum adalah lantaran perbuatan mereka sendiri
“(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya.”

Keempat, 30:09 adalah QS. Ar Ruum ayat 9 yang artinya :
“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.”

Baik, para pembaca yang dimulyakan oleh Allah. Kita ini adalah makhluk yang paling mulia. Kemuliaan kita terletak pada sinkronisasinya hati dan akal dalam berpikir. Oleh karenanya mari sejenak kita berpikir dengan akal kita dan hati kita, menyikapi ayat-ayat qouliyah Allah diatas.
Gempa 30 September 2009 kemarin merupakan sebuah ujian bagi orang-orang yang selama ini (mungkin) mengingkari apa yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT. Bisa jadi aktivitas ibadah mereka tidak memperlihatkan orang yang ingkar terhadap Allah, tapi apakah hati mereka yang justru ingkar kepada Allah. Mereka melakukan sholat 5 kali dalam sehari, tapi hati mereka masih mempercayai adanya tahayul, ramalan bintang, “taujih orang pintar” bahkan menjadi aktivis majelis iblis. Atau mungkin mereka sudah menunaikan haji di tanah suci, akan tetapi hatinya tidak peduli dengan kondisi kanan, kiri, ngarep lan mburi, cenderung malah menjadi orang sholeh untuk dirinya sendiri.

Semoga pernyataan diatas bukan sesuatu yang menuduh….memfitnah…menjustifikasi…

Oke friend, sekarang mari kita mengaca diri. Di rumah punya kaca tho ? ups…maxudte bukan kaca untuk make up lho, tapi mari kita introspeksi diri. Bukankah melihat orang lain itu sesungguhnya mengamati diri kita sendiri terlebih dahulu ??? masih ingat filosofi posisi jari telunjuk dan ketiga jari, jari tengah-manis-kelingking pada saat pose menunjuk tho ??? Yak..pinter…semua…3 jari menunjuk kita dan hanya satu jari yang menunjuk orang lain.

Saya ingin mengatakan bahwa Gempa yang terjadi di Padang, Pariaman, Jambi, Bengkulu dsktrnya merupakan pengingat kita akan kebesaran Allah SWT. Bahwa sekuat, sekuasa, setangguh, sekaya, sejenius apapun orang ketika dihadapakan pada kekuasaan Allah sangat tidak ada tandingannya. Oleh karena itu tidak sepantasnyalah kita bersikap angkuh, sombong dan ingkar dengan apa yang kita miliki saat ini yang bisa mendatangkan azab didunia terlebih lagi azab di akherat, naudzubillahi min dzalik…………………

Para pembaca yang budiman, ada hal yang sempat mengejutkan saya saat jalan-jalan di http://www.facebook.com/l/f1e01;inilah.com, sebuah situs inovasi portal berita. http://www.facebook.com/l/f1e01;Inilah.com mengabarkan bahwa pada tanggal 21 Desember 2012 (coba itung berapa hari lagi ???) akan terjadi bencana besar (=KIAMAT). Para pendukung teori konspirasi menyatakan teknologi bot secara akurat mampu memprediksi serangan teroris 11 September dan gelombang tsunami Aceh. Kini mereka, dengan teknologi mereka mengatakan bencana alam akan menghancurkan bumi pada tanggal 21-12-2012. Mereka memprediksi berdasarkan teknologi web-bot, software yang mirip dengan spider yang digunakan search engine semacam mbah Google. Secara teori, terjadinya bencana besar itu karena pergeseran polaritas medan magnet bumi yang terbalik…Masya Allah, lantas dimana kita saat itu, ngapain kita hari itu …..

Teori pergeseran kutub di dasari oleh teori ilmiah geomagnetic reversal (opo meneh kuwi ra` dong babar blas…) yang menunjukkan polaritas bumi bergeser setiap beberapa ratus ribu tahun (aaaahhhhhhh itu kan cuma teori yang dipelajari oleh para ahli…..) nampaknya informasi ini perlu kita kontekskan dengan Hadits dan Al Qur`an, pedoman hidup setiap kita. Kira-kira Al Qur`an bicara bagaimana tentang ini ya ???

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat : "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
QS. Al A`raf (7) : 187

So, janganlah kita menjadi sok tahu tentang hari Kiamat. Bukankah dulu juga pernah orang memprediksi akan terjadi bencana besar di wilayah Jogjakarta sehingga menuntut pihak Kraton mengeluarkan “kebijakan kesyirikan” untuk membuat sayur lodeh 7 macam bahan dasar. Hal ini membawa keberkahan tersendiri untuk para penjual sayur, laris manis tanjung kempur, dagangan habis dompetnya makmur. Weleh…600x jaman wis internet kok yo iseh nganggep koyo ngene tho yo, mesti ra do ngaji….yo ngaji yo….

Sekali lagi secanggih apapun teknologi yang digunakan untuk memprediksi menentukan hari Kiamat, yang kebanyakan digunakan oleh orang-orang kafir pasti akan meleset. Kalaulah betul terjadi akan prediksi mereka tentang serangan teroris dan gelombang tsunami, pastilah itu hanya kebetulan (ilmu gothak gathuk) atau memang bagian dari perencanaan besar mereka untuk menyerang umat Islam. Kok iso ?? pernah mendengar tidak sekelumit kejanggalan terjadinya tragedi WTC dan Tsunami. Untuk yang WTC, salah satunya yang patut dipredikati “aneh bin aneh tapi nyata” kenapa kok pesawat besar yang menabrakkan ke gedung WTC tidak terdeteksi dengan Radarnya Penthagon yang super keren bin canggih, sehingga bisa dihalau terlebih dahulu. Bukankah Amerika Negara Adikuasa, semua teknologinya menjadi rekomendasi dunia. Satu hal lagi terkait dengan tragedi tsunami yang menjadikan Aceh –serambi mekkah– bagai bunga-bunga cantik sedang bermekaran yang memikat kumbang-kumbang LSM international untuk datang. Dan tahu tidak ??? apa tugas LSM tersebut, Ya tiada lain dan tiada bukan adalah pemurtadan massal. Konon saya juga pernah membaca dalam sebuah artikel bahwa tsunami Aceh terjadi karena uji coba bomb nuklir (Wallahu a`lam…)

Pendapat para ahli tersebut hendaknya jangan manjadi santapan lezat yang bergizi buat kita, sehingga meninabobokkan pemikiran kita sehingga secara tidak sadar kita `latah` alias ikut-ikutan menyebarkan dan pemikiran kita mereka makan. Itulah bagian dari perang pemikiran yang mereka lancarkan untuk melemahkan umat Islam. Bukankah mereka tidak akan senang jika Islam berkembang dan memimpin dunia ??? Yuk kita cek dalam Al Baqarah : 120

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu

Njuk piye boz solusine ????

Oke, kita jadikan informasi diatas hanya sebatas informasi ringan saja ( dan kita komentari dengan ooooo….ngono tho…), bukan sebuah informasi yang harus kita yakini sehingga malah menggoyahkan keimanan kita. Be Carefully Yach !!! Menurut hemat saya, meyakini sebuah informasi jika kita sudah melakukan cek dan evaluasi.

Lha mari kita pelajari sesungguhnya kayak apa sih tanda-tanda kiamat yang sesungguhnya…..

Baca selengkapnya di forum diskusi....
Salam Perjuangan !!!
mujahidmuda

Dorin Mutoif, Poltekkes Depkes Yogyakarta Jurusan lingkungan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ), Universitas Indonesia
MUNGGU, pETANAHAN, kEBUMEN

Senin, 06 Juli 2009

Rama - rama Surga di Hatiku



Rama - rama Surga di Hatiku


Suatu hari seperti biasanya ana pagi-pagi kuliah ke kampus Universitas Indonesia. Hari itu tepatnya tanggal 26 juni 2009 ana kebetulan ada kuliah semester pendek dan masuk kuliah jam 07.30. Hari itu ana kuliah Biostatistik dengan pengampu Bapak Sutanto Priyo Hastono. Kebetulan hari itu kami semua baru saja melangsungkan ujian tengah semester hari kamisnya yaitu tanggal 25 juni 2009. seperti biasanya kuliah di ikuti 11 orang dari K3 karena kami memang mengajukan mata kuliah tersebut agar bisa dibuka di semester pendek kali ini. Jadi yang ikut semuanya dari departemen keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ). Setelah beberapa jam kuliah di laksanakan dan waktu menunjukkan pukul 11.30, maka kuliah berakhir karena kebetulan hari jumat jadi kami melaksanakan kewajiban untuk solat jumat. Ana memilihsolat jumat di masjid Universitas Indonesia karena tempatnya yang nyaman dan tidak panas. Ana pergi solat jumat dengan teman ana dengan inisial AN dan Nu.

Setelah solat jumat berakhir sekitar pukul 12.30 kami duduk-duduk di dalam masjid di lantai dua sembari ngobrol-ngobrol kecil. Meskipun kami ada tugas untuk mengerjakan tugas Promosi kesehatan dengan teman-teman di perpustakaan kesehatan masyarakat, tetapi kami tidak bergegas pulang.

Ini mengenai cerita nyata yang membuat ana terkagum, cerita ini benar benar mengingatkan ana mengenai Rama-rama nan cantik dan rupawan. Suatu ketika, teman ana yang bernama AN habis solat jumat di masjid Ui bertanya kepada ana dan teman ana yang bernama Nu.

Pertanyaannya sebenarnya mudah, tetapi menurut ana sangat susah untuk menjawabnya. Pertanyaannya begini : ” Apa yang di sukai seorang akhwat ( perempuan ) dari seorang Ikhwan ( laki-laki ). Selanjutnya teman ana Nu menjawab dengan segera : karena Hartanya/kekayaannya.

Terus teman ana AN bertanya lagi melanjutkan pertanyaan sebelumnya : ” terus sebenarnya ada tidak seorang akhwat ( perempuan ) yang menyukai laki-laki tetapi lelaki tersebut tidak kaya/tidak punya harta ”...?

Teman ana, Nu menjawab tidak ada, karena sekarang ini tidak ada akhwat ( perempuan ) yang mau menikah dengan orang yang tidak jelas dan tidak mempunyai kekayaan. karena sekarang ini seorang akhwat yang di lihat kekayaannya/hartanya.

Terus An meminta pendapat dari ana seperti apa, kemudian ana menjawabnya bahwa untuk pertanyaan pertama ana setuju dan sependapat dengan teman ana Nu bahwa yang di sukai seorang akhwat dari seorang ikhwan ( laki-laki ) adalah hartanya/kekayaannya.

Tetapi utuk pertanyaan teman ana An yang kedua, ana tidak sependapat dengan pernyataan Nu, karena menurut ana, meskipun prosentasenya kecil, ana yakin masih ada seorang akhwat ( perempuan ) yang masih mencintai seseorang, meskipun orang tersebut tidak bergelimpangan dengan harta benda. Justru akhwat seperti itulah yang akan menjadi Rama-rama surga yang akan di turunkan sebagai surga di rumah kita. Ana bilang orang seperti itu berarti mempunyai ketaqwaan yang tinggi, karena pernikahan hanyalah sebagai jalan, rizki datangnya dari Alloh. Jadi segala sesuatu bisa dicari. Akhwat yang seperti itu sadar betul bahwa harta hanyalah titipan. Jadi pernikahan yang di landasi mencintai karena Alloh tidak memandang status dari harta dan kekayaannya semata. Jadi ana yakin masih ada akhwat ( perempuan ) seperti itu..! ” Jawab ana’.

Sebagai contohnya misalnya untuk pertanyaan pertama, banyak perempuan yang suka pada seorang laki-laki karena statusnya/pangkatnya tinggi, punya kekayaan, mobil banyak, harta melimpah. Meskipun dalam hal fisik orang tersebut tidak ganteng, tidak pernah menjalankan solat dan perintah alloh swt. Terus untuk contoh pertanyaan yang kedua, ada seorang yang biasa saja, tidak ganteng, tidak punya harta, tidak punya jabatan dll tetapi karena budi pekerti, dia rajin beribadah, baik hati dll maka seorang akhwat bisa menyukainya..imbuh saya menjelaskan pertanyaan pertama dan kedua

Selanjutnya teman Ana, An berkata : bahwa kejadian itu pernah dia alami sendiri, katanya, saya tidak kaya. Terus saya juga tidak ganteng. Tetapi kenapa dia ( Istri ) saya, menyukai saya..terus dia juga bercerita, istri saya bahkan memberikan izin kepada saya untuk menikah lagi. Dan tahu tidak dia mengatakannya kapan..?

Terus ana dan Nu menggelengkan kepala (tanda tidak tahu). Terus An mengatakan bahwa istri saya mengijinkan hal tersebut pada saat malam pertama saya...” kata An..

Apa...” kata kami berdua terkejut. ”Iya dia mengijinkan saya menikah lagi dengan syarat bahwa istri yang saya cari harus hapal Al Quran minimal 15 Juzz ”.kata An menambahkan.

Wah ana sangat terkejut mendengar pernyataan dari istri An. Sungguh ana sangat bangga kepada dia. Dia rela, sabar dan ikhlas memberikan apa yang dia punya demi mendapatkan keridhoan Alloh SWT. Ana yakin dia wanita yang solehah dan pastilah selalu menjaga nilai-nilai akidahnya.

Dari kejadian di atas ana jadi teringat mengenai suatu buku yang ana baca karangan Dr. Khalid Abu Syadi, dengan judul ” Perjalan Mencari Keyakinan ” dan ini sedikit cuplikannya :

Sosok salah seorang istri pegiat dakwah berikut ini patut di jadikan pelajaran. Suaminya digelandang ke penjara tanpa sebab dan tanpa masalah. Dia di tangkap, hanya karena ia aktifis dakwah yang harus menebus jalan yang dilalui para nabi dan rasul Alloh subhanahu wa ta’ala. Penagkapan terjadi hanya berselang tiga bulan setelah pernikahannya. Diapun divonis tanpa pembelaan selama 20 tahun hukuman penjara.

Sebagai suami, sangat wajar ia merindukan istrinya. Jiwanya yang mulia menolak jika istrinya pun di penjara kebebasannya. Makanya sang suami mengirim surat pada istrinya, menawarkan kepadanya untuk memutuskan pilihan. Sang istri membalas surat sang suaminya dengan kata-kata yang dihiasi bunga-bunga keyakinan ;

sungguh, aku telah merasakan nikmatnya dunia selama tiga bulan. Lalu, apakah ketika pahala akhirat akan menghampiri engkau ingin mendapatkannya tanpa diriku ? ! Demi Alloh, tidak ada yang memisahkan antara aku dan dirimu kecuali kematian ! ”

Subhanalloh ! apa yang mendorong sosok perempuan lemah ini memiliki kesabaran yang demikian besar yang tidak dapat di pikul gunung-gunung ? kompensasi apa yang akan dia dapatkan ?

Itulah keyakinan terhadap janji Alloh dan kepercayaan mutlak akan pahala-Nya Subhanahu wa Ta’ala. Yang tidak lain gambaran surga dan neraka yang terpatri dalam jiwanya, yang demikian jelastanpa kabut penghalang, tertancap dalam nuranitanpa gangguan. Oleh karena itu, ia mampu bersikap wajar, rela berkorban dan ridho dengan apa yang terjadi

Sabar Dalam Menghadapi Bencana (musibah)

Hubungan antara sabar dalam menghadapi bencana dengan keyakinan sangat jelas, sebab yang bisa membantu tegar dalam menghadapi bencana zaman dan kompleksitas problematikanya adalah pengharapan akan mendapatkan pahala baik.

Dan ketika seorang berharap akan pahala yang baik serta mempercayai dan meyakininya, maka beban derita yang dialami akan ringan disebabkan tersedianya pengganti. Bisa di pastikan, sikap demikian akan meringankan beban besar yang di pikul mengingat pengganti kenikmatan dan kenikmatan atas ketabahannya menghadapi derita.

Tanpa demikian, niscahya mengganggu kemaslahatan dunia dna akhirat, sebab seseorang takkan mampu tegar memikul beban yang sementara, kecuali ia akan mendapatkan jaminan hasil yang tak lama, kemudian. Kondisi alamiah jiwa biasanya lebih cenderung pada hal-hal yang segera. Sedang kekhususan akal, ia akan senantiasa memikirkan dampak buruk dan memperhitungkan tujuan.”

Dikisahkan, salah seorang wanita ahli ibadah tergelincir jatuh. Jari tangannya putus. Tapi ia malah tersenyum. Orang yang menyertainya keheranan dan bertanya,”anda ini aneh, jari anda terputus, kok mlah tertawa ?”

Ia menjawab,”aku akan menjawabmu sesuai kadar kemampuan nalarmu. Manisnya pahala (musibah)telah menghapuskan ingatanku untuk mengingat kepahitan (musibah)

Seorang manusia tidaklah akan sabar kecuali meyakini akan meraih pengganti dan merasa tenang dengan imbalan dari musibah yang menimpanya. Zuhair bin Nai’im Al-Bani mengatakan,”sikap tegar takkan tercipta kecuali dengan dua hal; kesabaran dan keyakinan. Jika hanya yakin saja tanpa kesabaran, maka tak akan tercipta. Begitupula jika sabar tanpa keyakinan, maka takkan tercipta.”

Abu Darda Radhiyallahu anhu membuat perumpamaan,”perumpamaan keyakinan dengan kesabaran adalah ibarat dua orang petani yang mencangkuli tanah. Jika salah seorang duduk, maka yang lainpun akan duduk pula.


Di Posting Oleh : Dorin Mutoif, Alumni SKI tahun kepengurusan 2005-2006 dan 2006-2007 Poltekkes Depkes Yogyakarta, Jurusan Kesehatan Lingkungan

Universitas Indonesia, Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja/K3,

Munggu Rt 02, Rw 02, Gang Mlaten No 02 No Rumah 05, Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah


Sebungkus Nasi Uduk, Gorengan Tempe dan Bakwan



Sebungkus Nasi Uduk, dan Gorengan Tempe


Sebelumnya ini cerita yang ana alami selama ana kuliah di kampus universitas indonesia. Ana adalah mahasiswa universitas indonesia fakultas kesehatan masyarakat, Jurusan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ). Sampai saat ini ana masih bingung tentang apa itu kebaikan, sejatinya bukan dari makna harfiah saja. Ana masih mencari bagaimana kebaikan itu, apa itu kebaikan dan mengapa orang melakukan kebaikan serta apa kebaikan itu perlu di ucapkan atau di kasih suatu penghargaan. Karena jika hal demikian akan dapat menimbulkan Riya” dan menggugurkan pahala..semoga alloh azza wajalla mengampuni kita semua.

Suatu hari seperti biasanya, ana berangkat ke kampus sekitar pukul 7.00 pagi. Hal tersebut ana lakukan rutin tiap hari dari hari senin sampai sabtu utuk menuntut ilmu dari kampus tercinta. Ana naik kreta rel listrik ( KRL ) dari stasiun kali bata jakarta selatan. Yah kreta yang murah meriah Cuma seharga 1.500 rupiah tetapi keselamatan dan fasilitasnya masih jauh dari standar keselamatan. Namanya juga 1.500 ( batinku mana mungkin keselamatan dapat di nilai semurah itu ). Waktu pun bergulir, kreta ekonomi jurusan jakarta bogorpun lewat dan masuk stasiun kalibata. Ana segera bergegas masuk kreta dan bergabung dengan orang yang berjubel di dalam kreta yang juga banyak yang berdiri seperti biasanya. Kreta pun jalan dan setelah sekitar 25 menit kretapun sampai di stasiun pondok cina daerah depok. Waktupun sudah menunjukkan pukul 8.00 wib. Yah tidak apa apa ( batinku ), soalnya hari ini ana masuk pukul 10.00. hari ini tepatnya tanggal 29 Juni 2009 ana kuliah Promosi keselamatan dan kesehatan kerja ( Promosi K3 ) Yang di ampu oleh Dosen Dr. Robiana Modjo, SKM, Mkes. Karena masuk kuliahnya jam 10 dan saat ini waktu masih menunjukkan pukul 8 jadi masih ada waktu sisa banyak. Oleh karena itu saya singgah dulu di Taman mangga/BPM ( Bawah Pohon Mangga ) sambil buka-buka buku karena kebetulan hari itu mau UTS promkes dan sambil cek email di internet lewat Hotspot di BPM.

Selang beberapa menit teman ana yang bernama SB datang. Ya sambil baca-baca kita ada ngobrol-ngobrol kecil. Dia bercerita beberapa hari yang lalu dia tidur di kos-annya RC yang tidak jauh dari kampus UI di daerah margonda raya, depok. Dia bercerita, bahwa pagi2 sekali begitu bangun RC bercerita tentang ana, dia mengatakan bahwa ana BAIK ” karena pagi2 kata RC ana mau membawakan makanan ( 2 bungkus nasi Uduk dan gorengan ) buat ana sendiri dan dia. Nah dari sini teman ana SB agak heran karena yang pertama kali dia ucapkan habis dari bangun tidur adalah cerita tentang ana dengan kata kata bahwa ana ” Baik ”ana sendiri heran kenapa SB Heran. Mungkin yang dia temuai adalah masyarakat yang heterogen dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Karena di jakarta dan daerah sekitarnya, jarang sekali dan bahkan sebagian besar budaya tolong menolong sudah luntur.

Kalo menurut ana, hal tersebut wajar mengingat disini kota besar, jadi apa yang kita lakukan ya harus sendiri. Padahal kalo di bandingkan dengan dulu ana kuliah di Poltekkes Depkes Yogyakarta, di sana rasa persaudaraannya masih sangat kuat dan rasa tolong menolong dan toleransinya masih sangat tinggi. Apa lagi dulu ana tinggal di asrama poltekkes depkes yogyakarta, jadi mengalami suka dan dukanya bersama-sama dengan para penghuni asrama. Kita sudah terbiasa kalo ada apa-apa di makan bersama sama, pergi bersama-sama, belajar bersama-sama. Kita sudah terbiasa saling pinjam meminjam uang jika pas kebetulan lagi tidak punya, saling membelikan makanan dan banyak lagi cerita suka dan duka di asrama. Suatu ketika ana meminjamkan uang yang menurut ana lumayan banyak kepada 3 Orang, kakak kelas, teman se angkatan dan adik kelas yaitu berinisial SO, RD, dan SA dalam waktu yang berbeda. Bahkan sampai dia lulus ana tidak pernah menagihnya. Kalo kepada RD ana pernah mengatakan gpp kalo sekarang belum ada, besok aja kalo antum dah lulus dan sudah bekerja dan hal itu wajar di lakukan di dalam asrama dan di daerah Yogyakarta yang di sana budaya saling tolong menolong masih kental.

Suatu ketika ada teman ana seorang akhwat yang sebelum ana masuk poltekkes depkes yogyakarta, dia membutuhkan uang buat bayar semesterannya. Ya karena kebetulan ana pas ada uang, lalu ana kasihkan saja buat si AN buat bayar semesteran dia dulu. Seperti halnya kepada RD ana katakan pula kalo pelum punya ga usah dibayar dulu sampai antum bekerja. Nah setelah 3 tahun lebih dia lulus dan bekerja dia baru membayar pinjaman uangnya. Hal tersebut ana kira wajar karena agama juga memerintahkan untuk kita saling tolong menolong dalam kebaikan.

Kembali ke topik awal, mengenai perkataan SB bahwa RC berkata ” Baik ” hal tersebut menjadikan ana heran, kenapa seolah-olah perkataan ini ada suatu beban di pundak ini. Kata-kata ”Baik” meskipun kayaknya sepele sungguh memberikan suatu beban yang sangat berat kepada ana. Karena ana merasa bahwa ana sangat banyak dosa dan tidak pernah merasa banyak melakukan suatu perbuatan yang baik. Sebenarnya hal tersebut sangatlah wajar menurut ana. Tiap harinya seperti biasa ana membawa makanan dan gorengan membeli di jalanan sambil pergi ke kampus. Dan jika jumlahnya lumayan banyak ana bagi-bagikan ke teman2. selain itu ana juga sering membawa ketan yang notabene kesukaannya CK dan Gethuk kesukaannya OB..

Kalo mengingat kata-kata kebaikan ana jadi teringat mengenai cerita dari akh. Krisna dari jurusan gizi, kesmas UI yang di kirim lewat facebook : ceritanya begini, suatu ketika ada suatu anak yang lagi marah kepada ibunya, lalu dia kabur dari rumah selama beberapa hari. Suatu hari karena tidak membawa bekal maka anak itu kebingungan untuk makan karena seharian belum makan. Dia merasa sangat lapar dan kebingungan karena tidak mempunyai sepeserpun uang buat membeli makanan. Dia melihat ke penjual mie yang lagi rame-ramenya. Dia memperhatikan lama sekali, sampai warung tersebut sepi. Selanjutnya ibu penjual mie tersebut melihat anak itu dan bertanya, ” apakah anda mau makan mie...? tanya ibu tersebut. Lalu anak tersebut bilang iya saya mau, tetapi saya tidak punya uang. Terus ibu tersebut bertanya kepada anak kecil itu di mana rumahnya dan apakah masih punya orang tua..?

Anak kecil itu menceritakan kenapa dia peri dari rumah dan bercerita panjang lebar. Selanjutnya setelah anak itu selesai bercerita ibu tersebut memberikan semangkuk mie panas kepada anak kecil itu. Setelah selesai makan, anak itu di berkata terima kasih ibu, kata anak itu ..” ibu baik sekali ”.

Mendengar perkataan anak kecil itu, ibu tersebut tersenyum, lalu ibu itu berkata : apakah hanya dengan semangkuk mie saja kamu berkata terima kasih dan berkata baik sekali kepada saya.

” Sadarkan kamu, berapa mangkuk makanan setiap hari yang bapak dan ibu kamu berikan kepada kamu...?

Berapa kasih sayang yang telah di curahkan kepada kamu dari kamu lahir sampai sekarang..?

Berapa banyak harta dan bahkan nyawapun di pertaruhkan ibu kamu saat kamu di lahirkan demi melihat kamu tersenyum bahagia meskipun dalam batin ibu dan ayah kamu pedih demi kebahagiaan kamu..?.

Sadarkah kamu atas semua itu. Kamu bertemu saya baru beberapa menit yang lalu dan berkata ” Baik ”..padahal orang tua kamu yang telah memberikan kamu makan setiap hari sampai bertahun tahun sampai kamu sebesar ini. Bukankah kedua orang tuamu justru lebih berjasa di banding dengan saya yang baru berjumpa beberapa menit yang lalu. Pernahkan kamu berterima kasih kepada kedua orang tuamu..?

Mendengar perkataan tersebut anak tersebut langsung pulang dan bersimpuh di pangkuan bapak dan ibunya dan mengucapkan permintaan maaf.

Itu sepenggal kisah dari cerita yang di kirim oleh Akh.Krisna. nah dari sini ana jadi bingung, sebenarnya kebaikan itu apa, di nilai dengan apa, bagaimana caranya. Bukankah sebagian dari kita biasanya dalam melakukan sesuatu berharap adanya imbalan dan supaya dapat di lihat oleh orang lain. Meskipun kadang-kadang menolong juga dapat berakibat fitnah kepada pihak yang menolong/berbuat baik, tetapi sesungguhnya hal tersebut dapat menjadikan cobaan kepada kita. Karena ingat ”” Duri Hari Ini...” Adalah Bunga Hari Esok ””..Seperti kata pepatah ” Tidak ada yang tersandung karena pegunungan. Kerikil-kerikillah yang membuat engkau tersandung. Lewati semua kerikil di jalanmu dan kau akan mendapatkan bahwa kau telah melewati gunung ”.

Tetapi bagi ana yang penting segala sesuatu di pasrahkan kepada Alloh SWT. Karena jika kita melakukan sesuatu maka kita jangan mengingat sesuatu itu, dan anggaplah kita belum pernah melakukan sesuatu itu, jadi kita akan berlomba-lomba untuk melakukan sesuatu yang lain.

Oleh karena itu janganlah mengharap sesuatu kepada manusia, karena segalanya akan menyebabkan riya yang akan menggugurkan pahala kita, berharaplah kepada alloh semoga apa yang kita lakukan dapat menjadikan amal dan pahala. Semoga Alloh azza wajalla dapat mengampuni dosa ana karena kesalahan datangnya dari ana, dan kebenaran datangnya hanya dari Alloh SWT.

Semoga kita akan bergerak lebih baik lagi dan dapat menanamkan rasa saling tolong menolong kepada siapapun dan di manapun kita berada tanpa memperhatikan suku, agama, ras.dll. karena betapa indahnya jika kita meninggal dan orang mengingat kita karena kebaikan kita, bukan karena kejahatan kita. Ibarat gajah mati meninggalkan gadingnya.

Maaf bagi yang membaca tulisan ini, jika tidak jelas pangkal dan ujungnya karena ana sendiri tidak tahu harus memulainya dari mana dan mengakhirinya di mana. Ana juga tidak ada bakat menjadi seorang penulis jadi mohon maaf jika kacau tulisannya.. Tulisan ini telah mendapatkan persetujuan dari pihak – pihak yang terkait dari teman-teman ana spt SB, RC dan Krisna.


Di Posting Oleh : Dorin Mutoif, Alumni SKI tahun kepengurusan 2005-2006 dan 2006-2007 Poltekkes Depkes Yogyakarta, Jurusan Kesehatan Lingkungan

Universitas Indonesia, Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja/K3,

Munggu Rt 02, Rw 02, Gang Mlaten No 02 No Rumah 05, Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah

Senin, 15 Juni 2009

Sebuah Motifasi




Beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Semarang sedang
berpergian naik pesawat ke Jakarta .
Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur.
Si Pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.

" Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?" tanya si Pemuda.

"Oh... Saya mau ke Jakarta terus "connecting flight" ke Singapore
nengokin anak saya yang ke dua" jawab ibu itu.

" Wouw..... hebat sekali putra ibu" pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.
Pemuda itu merenung.
Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan
pertanyaannya.

" Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya Bu??
Bagaimana dengan kakak-adik adik nya??"

"Oh ya tentu.." si Ibu bercerita :
"Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang ,
yang keempat kerja di Perkebunan di Lampung,
yang kelima menjadi arsitek di Jakarta ,
yang keenam menjadi kepala cabang bank di
Purwokerto,
yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang.""

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak anaknya dengan
sangat
baik, dari anak kedua sampai ke tujuh.

"terus bagaimana dengan anak pertama Ibu ??"

Sambil menghela napas panjang, Ibu itu menjawab,
"Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak,
Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar "

Pemuda itu segera menyahut, "Maaf ya Bu..... sepertinya Ibu agak kecewa ya
dengan anak pertama Ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses
di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani?"

Do you want to know the answer...??? ???

Dengan tersenyum Ibu itu menjawab,
" Ooo... tidak.. tidak begitu Nak....
Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang
membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani"

Di Posting Oleh : Dorin Mutoif, ( karangan di sadur dari krisna, departemen Gizi, fakultas Kesmas,Universitas Indonesia ), Poltekkes DEPKES yogyakarta, Alumni SKI angkatan 2006

Senin, 04 Mei 2009

MENGAPA ISLAM MENGHARAMKAN BABI?







MENGAPA ISLAM MENGHARAMKAN BABI?

Sebagai muslim sejak kecil kita telah dikenalkan tentang istilah halal atau haram. Kedua istilah tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an, yakni bahwa Halal diperuntukkan untuk segala sesuatu yang diperbolehkan dan apa-apa yang tak diperbolehkan diistilahkan sebagai Haram. Al-Qur'an pula lah yang menggambarkan perbedaan antara keduanya.

Yang diharamkan antara lain segala macam darah. Anda akan sependapat bahwa analisis kimia dari darah menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid (asam urat) yaitu suatu senyawa kimia yang bisa berbahaya bagi kesehatan manusia.
Penjelasan lanjut mengenai sifat beracun dari uric acid adalah bahwa dalam tubuh manusia, senyawa ini dikeluarkan sebagai kotoran dan dalam kenyataannya kita diberitahu bahwa 98% dari uric acid dalam tubuh dikeluarkan dari dalam darah oleh ginjal, dan dibuang keluar tubuh melalui air seni.
Dalam Islam juga diajarkan tentang prosedur khusus dalam penyembelihan hewan. Tahukah anda apa hikmah dan maknanya? Cara penyembelihan hewan dalam Islam adalah ketika menyebut nama Allah SWT, penyembelih membuat irisan memotong urat nadi leher hewan, sembari membiarkan urat-urat dan organ-organ lainnya utuh. Dengan cara seperti itu, akan menyebabkan kematian hewan karena kehabisan darah dari tubuh, bukan karena cedera pada organ vitalnya. Sebab jika organ-organ, misalnya jantung,hati, atau otak rusak, hewan tersebut dapat meninggal seketika dan darahnya akan menggumpal dalam urat-uratnya dan akhirnya mencemari daging. Hal tersebut mengakibatkan daging hewan akan tercemar oleh uric acid, sehingga menjadikannya beracun. Hanya pada masa kini-lah, para ahli makanan baru menyadari akan hal ini.

Selanjutnya, mengapa para Muslim melarang pengkonsumsian daging babi, atau ham, atau makanan lainnya yang terkait dengan babi? Sebenarnya, diluar dari larangan Al-Qur'an dalam pengkonsumsian babi, bacon; pada kenyataannya dalam Bible juga yaitu pada Leviticus bab 11, ayat 8,mengenai babi, dikatakan, "Dari daging mereka (dari "swine", nama lain buat "babi") janganlah kalian makan, dan dari bangkai mereka, janganlah kalian sentuh; mereka itu kotor buatmu."

Apakah pelarangan itu semata-mata karena babi kotor ? Ternyata tidak hanya itu. Karena kalau kita teliti lebih lanjut lagi, apakah anda tahu kalau babi tidak dapat disembelih di leher karena mereka tidak memiliki leher sesuai dengan anatomi alamiahnya? Muslim beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak bagi konsumsi manusia, tentu Sang Pencipta akan merancang hewan dengan memiliki leher. Jadi sangat sulit sekali untuk menyembelih babi sebagaimana layaknya Muslim menyembelih hewan di lehernya yang memungkinkan semua darah keluar dengan sempurna.

Namun diluar itu semua, kita yakin betul mengenai efek-efek berbahaya dari konsumsi babi dalam bentuk apapun, baik itu pork chops, ham, atau bacon. Ilmu kedokteran mengetahui bahwa ada resiko besar atas banyak macam penyakit. Babi diketahui sebagai inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya, termasuk sebagai inang berkembangnya virus H5N1, virus flu burung yang sangat berbahaya, kemudian babi menularkannya kepada manusia. Informasi lanjut yang berkenaan dengan kandungan uric acid dalam darah sangat penting untuk diperhatikan yaitu bahwa sistem biokimia babi mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya. Jadi, memang babi sangat berbahaya untuk dikonsumsi manusia.

Di Posting Oleh : Dorin Mutoif, Alumni Ski periode kepengurusan 2006 dan 2007, Poltekes Depkes Yogyakarta
Occupational Health and Safety University of Indonesia
Munggu, Petanahan, Kebumen

Rabu, 22 April 2009

Seberapa Lama Kita Dikubur?




Pernahkah Sahabat membayangkan, seberapa lama kita dikubur, setelah meninggal? Penulis juga tak bisa memberikan jawabannya. Namun penulis berharap setelah membaca kisah yang akan dipaparkan di bawah ini, para pembaca dapat mengambil hikmahnya, amiin. Inilah kisahnya;

Pada hari itu, awan sedikit mendung, namun diperkirakan tidak akan hujan. Seorang bocah bernama Yani dengan kaki-kaki mungilnya, berlari-lari kecil sambil bergembira melihat pemandangan sekitar kawasan lampu merah Karet. Baju merahnya yang kebesaran melambai lambai di tiup angin, saat ia menyebrangi jalan bersama ayahnya tercinta, menuju pemakaman umum Karet.

Dimana almarhum mendiang neneknya dimakamkan, tangan kanannya memegang es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram ikatan sabuk celana ayahnya.

Ketika memasuki wilayah pemakaman umum Karet, Yani dan sang ayahnya berputar sejenak kekanan dan kemudian duduk di atas seonggok batu nisan bertuliskan “Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1905:20-01-1965.″

Kemudian Sang ayah berkata: “Nak, ini kuburan nenekmu mari kita berdo’a untuk nenekmu.” Sesaat kemudian, Yani menatap wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yang mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Lantas, ia mendengarkan ayahnya berdo’a untuk neneknya…

Tak lama berselang Yani berujar kepada ayahnya: “Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya yah.” Lalu, Ayahnya mengangguk sembari tersenyum sembari memandang pusara Ibu-nya.

“Hmm, berarti nenek sudah meninggal 36 tahun ya yah…” lanjut Yani berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya mulai berhitung. “Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 36 tahun … “ Jawab Sang ayah.

Yani memutar kepalanya, memandang, memperhatikan sekeliling pemakaman, hatinya berkata, banyak juga ya, kuburan di sana. Sejurus kemudian matanya tertuju pada sebuah kuburan yang terletak di samping kuburan neneknya, kuburan tua berlumut dengan batu nisan bertuliskan “Muhammad Zaini : 19-02-1882 : 30-01-1910.″

Ayah-ayah, “Hmm.. kalau yang itu sudah meninggal 91 tahun yang lalu ya yah” jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya. Sekali lagi, ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengelus kepala anak satu-satunya.

“Memangnya kenapa ndhuk?”, ujar sang ayah menatap teduh mata anaknya.
“Hmmm, ayah khan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu dikubur dan kita bila banyak dosanya, kita akan disiksa di neraka”, jelas Yani sambil meminta persetujuan ayahnya.

“Iya kan yah?” sambil matanya melirik ayahnya. Sang Ayahnya tersenyum, “Lalu?”, timpal ayah.
“Iya .. kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 36 tahun dong yah di dalam kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 36 tahun nenek senang di dalam kubur…. ya nggak yah?” Mata Yani berbinar karena bisa menjelaskan kepada ayahnya pendapatnya.

Ayahnya tersenyum, namun dibalik senyuman sang ayah, sekilas tampak keningnya berkerut, dan tampaknya cemas….. “Iya nak, kamu pintar,” jawab ayahnya pendek.

Sepulang dari Pemakaman, ayah Yani tampak gelisah di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya … 36 tahun … hingga sekarang…kalau kiamat datang 100 tahun lagi ….136 tahun disiksa .. atau bahagia di kubur …. Lalu ia menunduk … meneteskan air mata …

Kalau ia meninggal .. lalu banyak dosanya … lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti ia akan disiksa 1000 tahun? Innalillaahi wa inna ilaihi rooji’un … air matanya semakin banyak menetes…..Sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan .. kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di kubur .. lalu setelah dikubur? Bukankah akan lebih parah lagi? Tahankah? Padahal melihat adegan preman dipukuli massa ditelevisi kemarin ia sudah tak tahan?

Ya Allah …ia semakin menunduk .. tangannya terangkat ke atas..bahunya naik turun tak teratur…. air matanya semakin membanjiri jenggotnya…..

Allahumma as aluka khusnul khootimah berulang kali di bacanya doa itu hingga suaranya serak … dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani. Lantas...

Dihampirinya Yani yang tertidur di atas dipan bambu… dibetulkannya selimutnya. Yani terus tertidur …tanpa tahu, betapa sang bapak sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya .. arti sebuah kehidupan… dan apa yang akan datang di depannya…

Wassalam, salam dari penulis.... ”Hiasilah Qolbu Sahabat dengan Lafadz Allah SWT setiap detik, dan awalilah setiap kegiatan kita dengan mengucap Basmallah, agar semua aktivitas kita mendapat barokah-Nya.”

Di Posting Oleh : Dorin Mutoif, Poltekkes depkes yogyakarta jurusan kesehatan lingkungan, Alumni SKI periode kepengurusan 2006-2007 dan 2007-2008

Rabu, 15 April 2009

Renungan buat seseorang yang sedang mencari.......................



Mungkin ada yang menganggap terlalu naif dan hanya ada di dalam cerita aja. Apapun itu, kadang memang harus pinggirkan hal duniawi dan kembali ke dasar kita.

Renungan buat yang sedang mencari pasangan hidup ataupun yang sedang
mengarungi bahtera rumah tangga..

Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama.. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu/istrimu?

Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga jawaban
duniawi (cakep atau tajir :D manusiawi lah :P).

Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya.
Hingga detik ini
saya masih ingat setiap detail percakapannya.

Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju
pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan.

Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya dilakukan dalam waktu
sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak akan heran.

Proses pernikahan seperti ini sudah lazim. Dia bukanlah akhwat, sama
seperti saya. Satu hal yang pasti, dia tipe wanita yang sangat
berhati-hati dalam memilih suami..

Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika
dia memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan serius.

Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya
menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tanggal pernikahannya.
Serta memohon saya untuk cuti, agar bisa menemaninya selama
proses pernikahan.

Begitu banyak pertanyaan dikepala saya.. Asli..

Saya pengin tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima lelaki itu.

Ada apakan gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia bisa
memutuskan menikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk sekali
waktu itu (sok sibuk sih aslinya).

Saya tidak bisa membantunya mempersiapkan pernikahan. Beberapa kali dia
telfon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa hal.

Beberapa kali saya telfon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan
pernikahannya. That's all. Kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing.

Saya menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama cuti itu saya
memutuskan untuk menginap dirumahnya.

Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol -hanya- berdua.

Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kita.
Padahal rencananya kita ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa
juga
kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia
juga ingin bercerita banyak pada saya.

Beberapa kali Mamanya mengetok pintu, meminta kita tidur.

"Aku gak bisa tidur." Dia memandang saya dengan wajah memelas. Saya paham
kondisinya saat ini.

"Lampunya dimatiin aja, biar dikira kita dah tidur."

"Iya.. ya." Dia mematikan lampu neon kamar dan menggantinya dengan lampu
kamar yang temaram. Kita melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik.

Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kita lakukan.. Kita berbicara banyak
hal, tentang masa lalu dan impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat
jelas dalam keremangan kamar. Memunculkan aura cinta yang menerangi kamar
saat itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini
saya pendam.

"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari tidurnya
sambil meraih HP dibawah bantalku. Berlahan dia membuka laci
meja riasnya.

Dengan bantuan nyala LCD HP dia mengais lembaran kertas didalamnya.

Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan selembar amplop pada
saya.. Saya menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang dengan kop surat perusahaan tempat calon suaminya bekerja. Apaan sih. Saya
memandangnya tak mengerti. Eeh, dianya malah ngikik geli.

"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas polos ukuran A4, saya
menebak warnanya pasti putih hehehe.

Saya membaca satu kalimat diatas dideretan paling atas.

"Busyet dah nih orang." Saya menggeleng-gelengka n kepala sambil menahan
senyum. Sementara dia cuma ngikik melihat ekspresi saya.

Saya memulai membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih hapal dengan
kata-katanya. Begini isi surat itu.



Kepada YTH

Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon
kakak buat adik-adik saya

Di tempat

Assalamu'alaikum Wr Wb

Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini
hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya
mohon, bacalah dulu sampai selesai.

Saya, yang bernama ...... menginginkan anda ......untuk menjadi istri
saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa.

Saat ini saya punya pekerjaan.

Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi
yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan
untuk mencukupi kebutuhan
istri dan anak-anakku kelak.

Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan
ngontrak selamannya.

Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak
kepanasan dan tidak kehujanan.

Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa
kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya.. Untuk menutupi
kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa.
Cinta saya juga biasa saja..

Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan
merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa.

Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena
saya tidak tahu suratan jodoh saya.

Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang
baik. Kenapa saya memilih anda ?

Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda.

Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda.

Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah.. Dan yang pasti, saya
menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah.

Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin
menjadi lebih baik dari saat ini.

Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya.

Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan.

Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini
saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah.

Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yang
berbunga-bunga.

Surat cinta minimalis, saya menyebutnya :D.

Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum
tertahan.

"Kenapa kamu memilih dia.."

"Karena dia manusia biasa." Dia menjawab mantap. "Dia sadar bahwa dia
manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya.

Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa.
Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari.

Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buat aku."

"Maksudnya?"

"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada.
Iya kan ? Paling gak.Aku tau bahwa dia gak bakal frustasi kalau suatu saat
nanti kita jadi gembel..

"Ssttt." Saya membekap mulutnya. Kuatir ada yang tau kalau kita belum
tidur. Terdiam kita memasang telinga.

Sunyi.. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kita saling
berpandangan lalu cekikikan sambil menutup mulut masing-masing.

"Udah tidur. Besok kamu kucel, ntar aku yang dimarahin Mama." Kita kembali
rebahan. Tapi mata ini tidak bisa terpejam. Percakapan kita tadi masih
terngiang terus ditelinga saya.

"Gik..."

"Tidur. Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya.. Saya ingin dia
tidur, agar dia terlihat cantik besok pagi. Kantuk saya hilang sudah,
kayaknya gak bakalan tidur semaleman nih.

Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu.

Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa
ada hal lain yang
mengatur segala kehidupannya.

Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh
ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan
berapa lama pernikahnnya kelak.

Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi
sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan
mengabaikan harta, tahta dan 'nama'.

Embel-embel predikat diri yang selama ini melekat ditanggalkan.

Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan
yang utama.

Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah.

Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat skenarionya.

Maka semua menjadi indah.

Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA. Hanya Allah yang
mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah
pernikahan.

Kita hanya bisa
memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah
dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan
kemantapan untuk menikah.

Lalu, bagaimana dengan cinta ?

Ibu saya pernah bilang, Cinta itu proses.

Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya.

Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam
pernikahan yang suci. Witing tresno jalaran garwo(sigaraning nyowo),

kalau diterjemahkan secara bebas. Cinta tumbuh karena suami/istri (belahan
jiwa).

Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha

Di Posting Oleh : Dorin Mutoif, Poltekkes depkes yogyakarta jurusan kesehatan lingkungan, Alumni SKI periode kepengurusan 2006-2007 dan 2007-2008